Thursday, May 6, 2010

Saya menangis.
Saya menangis karena saya kesal.
Saya menangis karena saya kesal kepada saya.
Saya menangis karena saya kesal kepada diri saya sendiri.

Saya kesal.
Saya kesal kepada Anda.
Saya kesal kepada Anda karena membuat saya menangis.
Saya kesal kepada Anda karena sampai hati membuat saya menangis.

Saya menangis.
Saya menangis karena saya kesal.
Saya menangis karena saya kesal sendiri.
Saya menangis dan saya kesal.
Saya kesal karena terlalu menyayangi Anda.

Bukan karena Anda seorang lelaki.
Bukan karena Saya seorang wanita.
Wanita Pria saya tidak peduli.
Karena saya buta kelamin.
Cinta saya buta kelamin. Kasih sayang saya buta kelamin.
Saya tidak peduli.

Sama seperti Ibu saya ketika melarang saya main ke sungai selagi hujan deras.
Saya pikir itu mengasikkan.
Tapi entah mengapa Ibu berteriak dan melarang saya.
Tetapi saya membangkang.
Ibu tetap berteriak melarang saya, lebih kencang lagi.
Lebih kencang dari halilintar.
Sebelum akhirnya apa yang Ibu khawatirkan menelan saya, Ibu menarik saya dari sungai.
Lalu menampar saya.
Dan berteriak lebih kencang dari halilintar,
Menangis lebih deras dari hujan.
Ibu bilang "Apa-apaan yang kau lakukan barusan!?"
Saya melihat airmatanya mengalir lebih deras dari hujan.

Mungkin saat itu saya jadi marah kepada Ibu.
Mungkin saat itu saya jadi kesal kepada Ibu.
Mungkin saat itu saya tidak mengerti.
Mungkin saya saat itu masih mementingkan diri sendiri.
Tapi kiranya apa yang Ibu saat itu lakukan, mungkin karena ini.
Apa yang Ibu tangiskan, mungkin karena ini.

Mungkin karena saya terlalu mencintai Anda.
Mencintai Anda tanpa peduli embel-embel sisanya.
Mencintai ada karena Anda dihidupkan Tuhan dan ada di hidup saya.

0 comments:

Post a Comment

 

Copyright 2010 Sejuta Huruf Jatuh Habis Tersapu.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.