Monday, November 1, 2010

TANGANMU DICAP TANDA +!
Di jidat mu dicap tanda +
Di telapak kakimu dicap tanda +
Di dada mu ada tanda +
Seluruh tubuhmu dicap tanda +


Kau tidak berbangga seperti anak SD yang dapat A+ Kau tidak bisa berlari, berteriak pada dunia "Saya orang +" 


Kamu malah menerima cacian, makian, dan semakin banyak tanda +
Di mata dan di telinga.


Mereka malah berteriak, "KAMU GAY!"
Mereka malah berteriak, "KAMU SEMBARANGAN!"
Mereka malah berteriak, "KAMU PECANDU!"
Ibumu menangis, Ayahmu marah.
Seorang menteri negri ini malah bilang "Anumu Itu Dipakai Sembarangan"


"Saya tidak ingin jadi +" teriakmu.
"Mana saya tahu!" teriakmu lagi.
"Saya minta bantuan" semakin kau keluarkan suaramu.
Kamu tidak ingin jadi malu, kamu tidak ingin jadi semu.


Tapi mereka menolak mendengarkanmu. Karena tubuhmu banyak tanda +
Mereka jijik sama tanda +
Mereka buta dengan fakta tanda +
Mereka lupa kalau tanda + menyerang siapa saja, tanpa memilih korbannya
Mereka lupa, kalau orang-orang yang ditandai oleh + masih manusia juga


Tersenyumlah, wahai kawan + ku
Tangismu memang duka, tangismu itu pilu
Tapi + mu itu pertanda bahwa kau harus + kan lagi hidupmu
Karena ketika orang lain lupa, kami ingat


Bangkitlah, kawan + ku
Tunjukkan kalau kau berani hidup dengan + mu
Dan untuk itu teruslah berkobar dan berseru, "Saya bisa hidup dengan + ku"

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Bukan mitos lagi kalau setiap menit seorang anak dibelahan dunia ini di diagnosa HIV+. Sebagian besar mereka dapat dari Ibunya, sebagian korban kena dari suaminya yang mungkin jajan, sebagian gara-gara salah prosedur donor darah. Masih banyak lagi kasus tak berdosa, karena HIV/AIDS tidak pernah memilih korbannya.

Mungkin 1 Desember masih sebulan lagi, tapi pesan ini tidak berlaku hanya ketika 1 Desember saja. Saya hadir disini, sekalian menyebarkan misi yang sedang saya perjuangkan bersama teman-teman saya di grup "Le Myuz". Maret nanti, Insya Allah, kami akan membuat sebuah event, berkolaborasi dengan Action for AIDS, menyebarkan pesan "Anti-Diskriminasi" kepada masyarakat muda. Mungkin event kami ini hanya terbatas di Singapura, tapi saya yakin, pesan kami ini tidak terbatas dibelahan dunia manapun.

Bicara topik lokal, belum lama ini saya mendengar para petinggi negri Indonesia melakukan kesalahan yang menurut saya sangat fatal. Seorang menteri mengabaikan pentingnya Sex Education, seorang menteri lagi memprejudis ODHA di sebuah jejaring sosial. Kami butuh sex education, kami tidak butuh prejudis. ODHA butuh dukungan dari pemimpin negrinya. Penderita bukan penderita sama tanggung jawabnya memerangi wabah ini.

Maka itu, saya hanya ingin merefresh orang-orang saja sebelum sebulan ke depan, tepat tanggal 1 Desember. Perang ini belum berakhir. Pesan ini tidak akan habis. Hapus diskriminasi dan ulurkan tangan. Lakukan aksi preventif. Banyak cara kalau kita mau. Selama kita berpikiran positif maka kita bisa meminimalisir korban dengan HIV+

0 comments:

Post a Comment

 

Copyright 2010 Sejuta Huruf Jatuh Habis Tersapu.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.